
Terus terang aku senang bekerja sebagai pembantu di keluarga nyonya Rini ini. Majikanku penyabar memberi gaji bulanan yang cukup dan memperlakukanku dengan baik. Suami majikanku seorang pengusaha di Australia sementara nyonya Rini seorang dosen.
Kisah yang akan aku ceritakan ini bermula saat majikanku, Pak Rafy 52th, pulang karena liburan dari kerja di Australia. Saat aku baru menjadi pembantu Pak Rafy sudah kerja di Australia sehingga baru saat dia pulang liburan inilah aku bertemu dengannya.
Majikanku itu ternyata juga ramah seperti istrinya, meskipun sudah berumur, dia juga masih tampan dan tubuhnya masih keliatan atletis. Hanya beberapa hari setelah bertemu aku sudah akrab dengannya. Aku nggak menyangka kalau aku akan terlibat kisah asmara dengannya.
Ceritanya pagi itu aku dipanggil oleh Majikanku Pak Rafy itu. Sampai di kamarnya aku kaget banget karena waktu itu Pak Rafy sedang nonton film dewasa. Aku kikuk banget tapi Pak Rafy santai sekali, sama sekali tidak malu meski ketahuan sedang nonton film begituan. Aku jadi menundukkan kepala karena malu.
"Pak Rafy memanggil saya ada apa?" tanyaku dengan gugup sambil berusaha untuk tidak melihat tontonan panas di TV 21 inci yang sedang ditonton oleh majikanku itu.
"Iya… tolong rapikan tempat tidurku dan mejaku, aku mau mandi dulu." katanya setelah bangkit dari tempat tidurnya. Ia lalu menepuk bahuku dan pergi dengan santainya ke kamar mandi tanpa mematikan pesawat TV nya yang Pakih menayangkan film panas dari VCD.
Setelah Pak Rafy pergi ke kamar mandinya aku lalu merapikan tempat tidurnya yang berantakan. Adegan panas yang ada di TV bisa aku lihat dengan jelas menampilkan adegan sepasang pria dan wanita bule yang sedang berhubungan intim di atas ranjang. Saat itu tubuhku panas dingin menyaksikannya. Setelah ranjang Pak Rafy selesai aku rapikan, tanpa sadar aku duduk di tepi ranjang dan justru menonton film dewasa yang baru pertama kalinya aku saksikan itu, sampai lupa untuk merapikan meja Pak Rafy yang berserakan dengan buku dan majalah.
Adegan film panas itu membuat tubuhku panas dingin dan tanpa sadar aku lupa diri, tanpa sadar aku merePak-rePak buah dadaku dengan tangan kiri sementara tangan kananku merabai selangkanganku sendiri. Kegiatan nonton dan merangsang diri sendiri itu tanpa sadar kulakukan beberapa menit hingga aku tidak tahu kalau Pak Rafy sudah selesai mandi. Tiba-tiba saja ia sudah duduk di sampingku dengan tubuh setengah telanjang karena hanya handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya.
"Bagus ya filmnya.." katanya tiba-tiba yang membuat kaget setengah mati.
Aku jadi malu sendiri. Aku tundukkan kepalaku, tubuhku panas dingin dan wajahku waktu itu pasti merah karena malu dan juga karena adegan film itu membuatku terangsang sekali.
"Maaf Pak, mejanya belum dirapikan.." kataku seraya bangkit dan hendak merapikan mejanya.
"Nggak usah, nanti saja... filmnya kan belum selesai. Tanggung temani aku nonton ya" katanya sambil memegangi tanganku.
Bagai kerbau dicongok hidungnya aku menurut saja dan kembali duduk di tepi ranjang. Saat itu aku salah tingkah, kikuk dan tubuhku serasa panas dingin. Saat itu adegan film menampilkan adegan oral seks yang dilakukan si wanita pada pasangan prianya. Adegan film panas ditambah dengan Pak Rafy yang duduk di sampingku tengah santai menonton dengan tubuh atletis yang hanya ditutupi handuk membuatku begitu terangsang.
Lalu majikan

"Ningsih kamu cantik sekali" katanya dengan lembut.
Saat itu aku tidak tahu harus bagaimana. Pikiranku kacau, seharusnya aku segera berlari keluar dari kamarnya untuk menghindari hal-hal buruk yang akan terjadi. tapi aku hanya bisa diam dan tubuhku terasa kaku. Akhirnya bibirku dikecup dan dikulum oleh Pak Rafy.
Mungkin karena aku sudah terangsang gara-gara nonton blue film tadi, aku jadi pasrah dan diam saja waktu tubuhku direbahkannya dan ciumannya sudah pindah ke leherku.
"Ohh… Pak.." desahku tanpa sadar waktu tangan majikanku itu mengusap pangkal pahaku dengan rangsangan yang hebat.
Tanpa aku sadari Pak Rafy telah melucuti pakaianku. Setelah BH-ku dilepasnya dia lalu menciumi dan mengulum lembut puting susuku. Aku mendesah dan makin terangsang karena hal itu belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Aku mendesah dan menggeliat keenakan saat bibir dan lidahnya menyapu permukaan buah dadaku yang berukuran bra 36B itu. Apalagi saat puting susuku disedot dan dikenyotnya dengan penuh nafsu. Waktu itu aku sudah tidak bisa berpikir sehat, yang ada dalam pikiranku adalah aku ingin merasakan kenikmatan. Aku jadi berani lalu menarik handuk yang melilit tubuh Pak Rafy hingga terlepas, aku terkejut melihat ukuran alat vital majikanku itu yang begitu besar dan telah berdiri tegak dengan gagahnya.
Dia lalu melolosi celana dalamku dan mengarahkan alat vitalnya ke arah kewanitaanku. Saat ujung senjatanya yang digeser-geserkan di bibir kewanitaanku, aku jadi terangsang hebat. Tapi tiba-tiba aku merasakan sakit saat liang kewanitaanku diterobos oleh kejantanan Pak Rafy. Aku merintih dan menjerit kecil saat Pak Rafy menarik dan mendorong kepunyaannya itu.
"Aduh Pak.. sakit" rintihku.

"Nggak apa-apa… nanti sebentar juga hilang sakitnya." bisiknya di telingaku dengan mata merem melek merasakan nikmat.
Benar juga katanya, lama-lama rasa sakit dan perih di kewanitaanku berangsur-angsur hilang dan kini hanya rasa nikmat yang kurasakan.
"Aaaaahhh... ohhhh" desahku sambil mulai menggoyangkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Pak Rafy.
Saat itu aku tak peduli dan tak memikirkan sama sekali bahwa aku telah kehilangan keperawananku. Yang aku inginkan adalah kenikmatan yang semakin nikmat karena mau mencapai puncak. Pak Rafy terus menyetubuhiku sambil bibirnya mengulum-ngulum bibirku. Akupun kini membalas lumatan bibirnya dan permainan lidahnya di dalam mulutku sambil sesekali terus mendesis dan merintih karena sodokan-sodokan kejantanannya di kewanitaanku.
Beberapa menit kemudian seluruh persendian tubuhku serasa menegang.
"Ohhh… Pak… terus Pak" desisku tanpa sadar.
Majikanku itupun makin bernafsu dan menyetubuhiku dengan lebih beringas dan makin cepat gerakannya, sampai akhirnya "Aaaahhhhhh...." dengan lenguhan panjang aku mencapai puncak kenikmatan
Tahu kalau aku telah mencapai puncak, lalu dia mencabut senjatanya dari liang vaginaku. Kulihat ada percikan darah di batang kemaluannya. Dia lalu memintaku untuk melakukan oral seks seperti yang tadi aku tonton di blue film. Aneh, aku sama sekali tidak menolaknya dan justru ingin melakukannya. Lalu Pak Rafy merebahkan tubuhnya dengan punggung bersandar di tumpukan bantal. Sementara aku duduk bersimpuh di antara kedua kakinya. Ukuran alat vitalnya yang besar dan panjang itu rupanya membuatku jadi sangat bernafsu. Aku tidak menyangka kalau aku yang gadis dusun ini memiliki nafsu seks yang tinggi yang sebelumnya tidak aku sadari.
Lalu aku mempraktekkan apa yang tadi aku tonton di blue film. Ujung rudal Pak Rafy mulai aku cium dan aku jilati lalu aku Pakukan ke dalam mulutku dan aku kocok. Majikan itu mengerang dan menggeliat merasakan nikmat.
"Terus Ning… ohh… ohhh" desahnya.
Aku juga diminta untuk menjilati bagian bawah kemaluannya dan buah zakarnya sedangkan tanganku mengocok batang kemaluannya.

Setelah puas dengan permainan oral seks-ku, aku diminta duduk di atas senjatanya. Permainanpun dilanjutkan dimana aku berada di atas. Kemudian aku bergoyang naik turun sementara majikanku itu mendekap pantatku dan sesekali mendorongkan pantatnya ke atas mengimbangi goyanganku. Rintihan dan desahanku bersahutan dengan lenguhan Pak Rafy yang tengah berpacu menuju puncak.
Beberapa saat kemudian aku sepertinya akan kembali mencapai puncak dan sepertinya Pak Rafy juga. Ia lebih agresif mendorongkan senjatanya ke atas. Tak berapa lama aku kembali menegang dan mencapai puncak lalu disusul dengan teriakan Pak Rafy yang juga mencapai puncak.
"Ohhh… ohhh…

Dengan tubuh kelelahan dan lunglai seolah tak bertulang, aku terkulai di atas dada majikanku yang berbulu dan berkeringat itu. Aku memeluknya erat seolah tidak mau kehilangan saat-saat yang penuh kenikmatan itu. Sama sekali tidak ada penyesalan meski aku baru saja kehilangan keperawananku.
Setelah kejadian pagi itu kami makin sering melakukan hubungan intim yang terlarang itu selama Pak Rafy belum kembali ke Australia untuk melanjutkan usahanya. Beruntung aku tidak sampai hamil oleh kejadian ini, mungkin belum tapi semoga saja memang tidak. Sekarang liburan Pak Rafy sudah selesai sehingga dia kembali melanjutkan kerja di Australia. Aku benar-benar kesepian dan ketagihan dengan permainan seksnya.
end
0 komentar:
Posting Komentar